STUDI PENGGUNAAN BAHASA LISAN KLITIKA BAHASA SASAK DIALEK NGENO-NGENE DESA TEMBENG PUTIK KECAMATAN WANASABA

LATIFAH, LATIFAH (2018) STUDI PENGGUNAAN BAHASA LISAN KLITIKA BAHASA SASAK DIALEK NGENO-NGENE DESA TEMBENG PUTIK KECAMATAN WANASABA. Diploma thesis, UNIVERSITAS HAMZANWADI.

[img] Text
SKRIPSI LATIFAH.pdf - Published Version
Restricted to Repository staff only

Download (561kB)

Abstract

LATIFAH NPM : 13450049 Penelitian ini berjudul ”Studi Penggunaan Bahasa Lisan Klitika Bahasa Sasak Dialek Ngeno-Ngene Desa Tembeng Putik Kecamatan Wanasaba”. Skripsi: Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Hamzanwadi 2018/2019. Kata kunci : Klitika Bahasa Sasak Dialek Ngeno-Ngene. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui bentuk, fungsi, dan makna klitika pada bahasa Sasak dialek Ngeno-Ngene desa Tembeng Putik Kecamatan Wanasaba Kabupaten Lombok Timur. Penelitian ini tergolong penelitian kualitatif, jenis penelitannya adalah kajian deskriptif.Objek dalam penelitian ini adalah orang-orang yang menjadi sumber data dilapangan untuk diwawancarai yaitu Kepala Desa Tembeng Putik, para orang tua yang sudah berpengalaman di Desa Tembeng Putik.Data yang di dapatkan adalah data kebahasaan yang memiliki fenomena-fenomena kebahasaan yang berkaitan dengan klitika yang terdapat pada penuturan masyarakat bahasa Sasak dialek Ngeno-Ngene di Desa Tembeng Putik.Metode dan teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara simak, catat, dan rekam, Setelah data dianalisis, kemudian data disajikan dengan teknik yaitu teknik formal dan informal. Klitika adalah semacam imbuhan yang dalam ucapan tidak memiliki tekanan sendiri dan tidak merupakan kata karena tidak dapat berdiri sendiri. Umumnya klitika berasal dari kata-kata tertentu yang diringkas dengan dilekatkan pada kata lain. Klitika ada dua macam yaitu;proklitika dan enklitika.Proklitika adalah pada awal kata dan enklitika terdapat pada akhir kata, karena semua klitika diletakkan pada kata sebagai konsituennya (artinya konstituen yang menyertainya).Satuan-satuan: ku, mu, kau dan nya termasuk klitika yang ada dalam bahasa Indonesia sedangkan klitka yang pada bahasa Sasak yaituBentuk proklitik yakni: ku-, bi-, mek-, dan de-, sedangkan enklitik yakni: -ku, -bi, -mek, -de, -te, dan –ne. Hasil penelitian penyimpulkan bahwa bentuk, fungsi, dan makna klitika dalam bahasa Sasak ada dua jenis yaitu proklitik dan enklitik. Fungsi proklitik ku-,bi-, mek-, dan de-,yang melekat pada kategori nomina menjadi kategori verba seperti nomina sapu, sabun, tambah apabila dilekatkan salah satu proklitik di atas maka menjdi verba binyepu, meknambah, dan debesabun. Sedangkan enklitika mengalami kategori, tetap seperti semula walaupun didekatkan dengan salah satu enklitika itu sendiri. Makna proklitik ku- dalam pemakaiannya membentuk kata kerja pasif dalam kalimat pasif.Enklitika –ku dan –bi dalam pemakaiannya dapat berlaku sebagai (a) posesif (pemilikan) dan (b) objek penderita. Enklitika –ne dalam pemakaiannya dapat berlaku sebagai: (a) posesif/pemilikan, (b) pembentukan kata benda.

Item Type: Thesis (Diploma)
Subjects: Bahasa dan Sastra > Bahasa Indonesia > Sosiolinguistik
Divisions: Fakultas Bahasa, Seni, dan Humaniora > Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Depositing User: A.Md.Kom. Ardian Rizka Zalkarnain
Date Deposited: 14 Jan 2021 07:14
Last Modified: 14 Jan 2021 07:14
URI: http://eprints.hamzanwadi.ac.id/id/eprint/3707

Actions (login required)

View Item View Item